Ceritanya,
suatu ketika, Dr. Raghib menemui seorang ustadz (da'i) yang ceramahnya begitu
memukau dan menanyakan perihal penyebab da'i itu jarang salat Subuh berjamaah
di masjid. Pertanyaan ini diajukan, setelah sebelumnya beliau mengamati
langsung beberapa Hari dan ikut salat Subuh di masjid dekat rumah si da'i,
namun tidak melihat sang da'i salat Subuh di situ.
Mendapat pertanyaan demikian, sang da'i
dengan enteng Dan tanpa rasa malu menjawab pertanyaan Dr. Raghib: "
Maafkan saya, semoga Allah mengampuni saya Dan mengampuni Anda. Kondisi saya
sangat sulit. Pagi-pagi saya sudah mulai kerja, sementara tidur agak terlambat.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Mendengar jawaban seperti
itu, kontan saja hati beliau bergejolak, jiwanya terasa sempit Dan
tenggorokkannya terasa tersumbat.
Akhirnya, dari kejadian itu beliau
termotivasi untuk segera menulis sebuah buku tentang hikmah di balik salat
Subuh, yang kemudian - atas kehendak Allah swt.- buku itu (Misteri Salat Subuh)
menjadi Best Seller.
Makna
Ujian
Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan
keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai dengan amal perbuatan. Mukmin
yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan
orang munafik, secara lahiriah kelihatan bagus Dan bersih, namun hatinya keras
bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi.
Allah swt. Maha Mengetahui apa yang
terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata yang tidak jujur Dan segala yang
tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik dari yang mukmin, serta
mengetahui yang dusta dari yang jujur.
Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak
memberikan ujian-ujian tertentu, untuk mengetahui rahasia hati yang tersembunyi
dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa yang hanya berbicara tanpa
melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini sesuatu, tapi tidak
merealisasikannya.
Tujuan ditampakkannya rahasia hati itu
karena Allah swt. Ingin menegakkan hujjah (alasan) atas manusia, agar di Hari
kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa terzalimi Dan teraniaya. Mereka
diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam ujian tersebut. Lebih dari
itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan orang-orang mukmin
dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin dengan orang munafik
akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan mengakibatkan kekalahan
serta kehancuran.
Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan
sebagai standar bagi semua manusia tanpa kecuali, yang berlaku sejak Adam a.s.
Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.
Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif
lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
" Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).
Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit
jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia mendapat beban syariat,
sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian, bahkan sebagai
ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-orang
mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan
Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan
sesuatu yang mustahil.
Orang mukmin mampu melaksanakannya,
sementara orang munafik tidak akan mampu. Begitu pula, bersikap baik terhadap
sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga ujian; rida dengan hukum Allah
swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun ujian, Dan seterusnya.
Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang
mukmin harus Lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya,
Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan hatinya.
Salat
Subuh, Ujian Terberat
Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang
sangat sulit, namun bukan satu hal yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian
ini *bagi seorang laki-laki* adalah salat Subuh secara rutin berjamaah di
masjid. Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap
orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat tidak tepat
waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.
Sikap manusia dalam menunaikan salat wajib
cukup beragam. Ada yang mengerjakan sebagian salatnya di masjid, namun
meninggalkan sebagian yang lain. Ada pula yang melaksanakan salat sebelum habis
waktunya, namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada pula sebagian orang yang
mengerjakan salat ketika hampir habis Batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang
terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat wajib secara berjamaah
di mushala/masjid pada awal waktu.
Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi
yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk membedakan antara orang mukmin dengan
orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah
saw. Bersabda: " Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik
adalah salat Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang
terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun
dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila Rasulullah saw.
meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat Subuh. Apabila
beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa
yang beliau ragukan dalam hati.
Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang
fajar ini, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila
dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat Subuh yang disepelekan. Itulah
sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan
waktu emas itu.
Pernah suatu hari, mereka terlambat salat
Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar. 'Kejadian' ini membuat seorang sahabat,
Anas bin Malik selalu menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh
juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad,
Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh.
Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan
bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila
jumlah jamaah salat Subuh mencapai jumlah jamaah salat Jumat. Memang, tanpa
salat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin
mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak
memperhatikan salat ini.
Bagaimana orang-orang muslim tidur di
waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu sore
hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana
mungkin?
Sesungguhnya agama ini tidak akan
mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya. Yaitu
dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak mulia, mengikuti
ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit pun
meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat penting.
Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa
yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan
menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah,
jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini. Allah swt akan memberikan
jaminan kepada orang yang menjaga salat Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa
neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan masuk neraka, orang yang
salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari." (HR.
Muslim).
Salat Subuh merupakan hadiah dari Allah
swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati
yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk salat
Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh
hadist-hadist yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh?
Orang munafik tidak mengetahui kebaikan
yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah di masjid. Sekiranya mereka
mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid,
bagaimanapun kondisinya, seperti sabda Rasulullah saw.: " Maka mereka akan
mendatanginya, sekalipun dengan merangkak."
Coba kita bayangkan ketika ada seorang
laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantu memapahnya. Dalam
kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras mendatangi masjid dengan merangkak
dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam
salat Subuh berjamaah Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat
Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa
besar musibah yang telah menimpanya.
Tentu saja, tulisan ini bukan untuk
menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat Subuh di masjid dengan sebutan
munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. Namun, sebaiknya hal
ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi bagi setiap individu (kita),
orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah
kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqomah?
Jika seseorang meninggalkan salat Subuh
dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat
kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah
bermuhasabah (intropeksi diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhawatirkan
akhir hayat yang buruk (su'ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik! (HD). by
suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar