Terjemahan

Minggu, 23 Juni 2013

Muhammad Al-Fatih


Muhammad Al-Fatih: Sang Penakluk Konstantinopel
(FATIH SULTAN MEHMET. CONQUEROR OF CONSTANTINOPLE) 
Konstantinopel
Kota Konstantinopel
Istanbul dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu Pusat perdagangan terkenal dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun 330 M oleh Kaisar Byzantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Byzantium. Nabi Muhammad SAW telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan pada perang Khandaq, yaitu sebagai berikut :
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab-Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas.
Upaya pertama dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668M, namun gagal dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari ra. gugur. Sebelumnya Abu Ayyub sempat berwasiat jika ia wafat meminta dimakamkan di titik terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para sahabatnya berhasil menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok benteng Konstantinopel di wilayah Golden Horn.
murad I
Sultan Murad I
Generasi berikutnya, baik dari Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah hingga Turki Utsmani pada masa pemerintahan Murad II juga gagal menaklukkan Byzantium. Salah satu peperangan Murad II di wilayah Balkan adalah melawan Vlad Dracul, seorang tokoh Crusader yang bengis dan sadis (Dracula karya Bram Stoker adalah terinsipirasi dari tokoh ini). Selama 800 tahun kegagalan selalu terjadi, hingga anak Sultan Murad II yaitu Muhammad II naik tahta Turki Utsmani.
murad2
Sultan Murad II
Sejak Sultan Murad I, Turki Utsmani dibangun dengan kemiliteran yang canggih, salah satunya adalah dengan dibentuknya pasukan khusus yang disebut Yanisari. Dengan pasukan militernya Turki Utsmani menguasasi sekeliling Byzantium hingga Constantine merasa terancam, walaupun benteng yang melindungi –bahkan dua lapis– seluruh kota sangat sulit ditembus, Constantine pun meminta bantuan ke Roma, namun konflik gereja yang terjadi tidak menelurkan banyak bala bantuan.
mehmed II
Sultan Muhammad Al Fatih
Adalah Muhammad Al-Fatih yang dilahirkan pada tanggal 27 Rajab 835 H atau 30 Maret 1432 di Bulgaria. Yang dididik dan disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh oleh ayahnya, Sultan Murad II. Sejak kecil Muhammad Al Fatih sudah menghafal Al Quran, mempelajari hadist, hukum islam, matematika, astronomi, dan ketrampilan berperang seperti menunggang kuda, memanah, dan menggunakan pedang. Muhammad Al Fatih bahkan menguasai 7 bahasa (Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil).
Muhammad Al Fatih menjadi sultan kala ia masih sangat muda, 19 tahun, dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481). Tiga tahun setelah menduduki tahta beliau berhasil menaklukkan Konstantinopel. Kebulatan tekadnya untuk menaklukkan Konstantinopel sudah tidak diragukan lagi, beliau mempelajari, mengkaji berbagai alternatif untuk bisa menaklukkan Konstantinopel yang sangat kuat pada masa itu.
Konstantinopel
Jumlah tentara yang turut sebanyak 250.000 ribu pasukan
Jumlah tentara yang turut sebanyak 250.000 ribu pasukan dilengkapi persenjataan yang  sangat modern untuk saat itu. Meriam yang digunakan dibuat khusus oleh engineer kala itu dan diberi nama Meriam Sultan. Belum pernah ada Meriam seperti ini sebelumnya dengan berat 700 ton dan proyektilnya seberat 1500 kilogram, butuh 100 lembu jantan dan 100 orang yang kuat untuk menarik meriam ini.
Meriam Mehmed II 1
Meriam pasukan Muhammad Al Fatih -01
meriam mehmed II 3
Meriam Pasukan Muhammad Al Fatih disimpan di Brithis Museum London
Meriam Mehmed II 2
Meriam pasukan Muhammad Al-Fatih-03
Hari Jumat, 6 April 1453M, Muhammad Al-Fatih atau disebut juga Mehmed II bersama gurunya, syaikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Byzantium dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam buatan Urban –teknologi baru pada saat itu– Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk Islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Constantine Paleologus menjawab tetap mempertahankan kota dengan dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.
alfatih2
Kota dengan benteng 10m-an yg sulit ditembus
Kota dengan benteng 10m-an tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7m. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
rantai
Selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah pasukan Constantine mampu mempertahankan celah tersebut dan dengan cepat menumpuk kembali hingga tertutup. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
Golden hom
Ide memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
Pada tanggal 29 Mei 1453, setelah sehari istirahat perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan Yanisari. Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari.
Jatuhnya Konstantinopel2
Jatuhnya Konstantinopel
Jatuhnya Konstantinopel
Jatuhnya Konstantinopel
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Islam, Yahudi ataupun Kristen. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Hagia Sophia (Aya Sofia). Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.
rapat alfatih
Pasukan Muhammad Al-Fatih terkenal akan kejujuran dan ketaatannya terhadap pemimpin
Toleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah –terutama sekolah untuk kepentingan administratif kota– secara gratis, siapa pun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, bahkan rumah diberikan gratis kepada para pendatang yang bersedia tinggal dan mencari nafkah di reruntuhan kota Byzantium tersebut. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul, dan pencarian makam Abu Ayyub dilakukan hingga ditemukan dan dilestarikan.
serangan Alfatih
Pasukan Muhammad Al fatih yg terkenal tangguh
Pasukan Muhammad Al-Fatih  terkenal akan kejujuran dan ketaatannya terhadap pemimpin, satu ketika, dalam perjalanan menuju ke Konstantinople, tentera Al fatih melalui sebuah ladang anggur yg besar dan ditumbuhi anggur yang sedang masak ranum. Sebelum melalui ladang tersebut, Sultan telah mengingatkan tenteranya supaya jangan mengambil anggur itu walaupun satu biji. Perjalanan diteruskan hingga di suatu tempat mereka beristirahat.
Setelah didirikan kemah, pembantu sultan keluar dari kemah sultan dengan wajah sedih memanggil semua tentera berkumpul. Dikatakan bahwa Sultan telah jatuh sakit dan setelah diteliti oleh dokter, obat yg diperlukan adalah sebiji anggur. Maka dia bertanya kepada seluruh tentara, siapa yg mempunyai buah anggur, karena jika tidak ada, mungkin sultan akan terus sakit & mangkat. Malang, tiada seorang pun tenteranya yang mempunyai buah anggur.
kapal alfatih
Pemindahan 70 Kapal dalam semalam
Dari situ, tahulah Muhammad Al Fatih, bahwa tenteranya bukan saja kuat fisik, tapi juga rohani. Tidak seorang pun dari tenteranya yg mengingkari perintahnya. Maka keluarlah sultan dari kemah, dan memuji tenteranya. Lalu menerangkan kepada mereka maksud sebenarnya bahwa Sultan sedang menguji kejujuran dan ketaatan tentaranya kepada pemimpin mereka.
hagia-sofia4
Museum Aya Sofia
Hagia sofia2
Aya Sofia
Hagia-Sofia3
Interior Aya Sofia
Setelah Konstanopen ditaklukan Gereja Hagia Sophia dijadikan Masjid dan dilakukan berbagai modifikasi terhadap bangunan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan mesjid. Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.
Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib, dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.
Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.
Sumber : http://jofania.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar