Terjemahan

Minggu, 23 Juni 2013

Memberdayagunakan Ibadah Shalat



Ibadah shalat adalah ibadah yang paling mendasar dalam kehidupan seorang muslim, dalam kondisi bagaimanapun shalat harus tetap dilakukan sehingga tidak ada alasan untuk meninggalkannya, berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain yang suatu saat dapat ditinggalkan atau diganti dengan yang lain.
Untuk itu seseorang muslim harus bisa mencapai maksud tertinggi dari ibadah shalat ini, makanya shalat dilakukan bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban akan tetapi harus sampai kepada tingkatan menikmati ibadah karena ibadah shalat ditargetkan Allah swt untuk kebaikan dan kemaslahatan sang hamba.

Bagi Allah sendiri beribadah atau tidak beribadahnya sang hamba tidak menjadi permasalahan, tidak akan bertambah keagungan Allah swt dikala sang hamba taat beribadah kepada-Nya, sebaliknya dikala sang hamba tidak mau beribadah kepada-Nya juga tidak akan mengurangi kebesaran dan keagungan-Nya.
Maksud Allah mewajibkan ibadah shalat adalah agar seorang hamba tetap mempunyai hubungan (kontak) dengan Allah swt dimana dengan shalat itu dijadikan sebagai media pengaduan kepada-Nya dengan berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya, sesuai dengan potongan ayat di dalam QS Al Baqarah [2] : 45 dan 153.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.”
Keterlatihan seseorang dengan ibadah shalat akan menjadikan dirinya semakin akrab dengan Allah swt sehingga ia tetap akan mengingat Allah di manapun ia berada dan akan membuatnya terbenteng dari perbuatan yang keji dan mungkar. “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS Thaha [20] : 14)
Betapapun kondisi dan keadaan di hadapan seorang hamba yang menjiwai shalat itu namun ia tidak akan pernah goyah, gelisah, ataupun salah jalan sehingga melanggar ketentuan-ketentuan Allah yang ada, seperti yang dikemukakan di dalam Al Quran.
Karena kegunaan shalat itu memang untuk hamba di dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupannya makanya ia tidak akan merasa cukup dengan shalat-shalat yang wajib saja dan ia akan menambahnya dengan shalat-shalat sunnat yang lain. Setiap kesempatan shalat sunnat yang ada tentu akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Rasul SAW telah mencontohkan, diriwayatkan dari A’isyah, “Ya Rasulullah, kenapa ibadahmu seperti demikian rupa, bukankah dosa-dosamu telah diampuni oleh Allah, baik yang berlalu dan yang akan datang?” Jawab Rasul, “Wahai A’isyah, apakah aku tidak akan menjadi seorang hamba yang bersyukur kepada Allah?”
Dari gambaran ini, disimpulkan semakin banyak seseorang mendapatkan nikmat-nikmat dari Allah, hendaknya ibadahnya semakin baik dan semakin mantap. Namun, godaan-godaan duniawi melalaikan manusia dari hal ini. Terbukti banyak kaum muslimin yang tidak mampu bangun Subuh untuk bersujud kepada Allah dan shalat subuh adalah shalat yang paling berat sebab terlihat jama’ah masjid yang paling sedikit adalah ketika shalat subuh. (*)
Sumber : http://www.dsim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar