Terjemahan

Minggu, 23 Juni 2013

Meluruskan Pengertian Fitnah


 Seperti halnya dalam bahasa lain, dalam bahasa Arabpun ada beberapa kata yang memiliki banyak arti. Sebagai contoh kata “fitnah”, memiliki lebih dari satu arti di dalam bahasa Arab.
Didalam masyarakat kita, perkataan ”Fitnah”, sering digunakan dan ditujukan untuk menuduh dan menyatakan orang lain melakukan atau mengatakan sesuatu keburukan, padahal orang itu tidak melakukan hal yang dituduhkan kepadanya.
fitnahDalam “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Poerwadarminto mengartikan “Fitnah” secara etimologi berarti perkataan yang bermaksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan dan sebagainya).
Dalam Ensiklopedi Agama dan Filsafat juga menerangkan bahwa fitnah diartikan perkataan bohong yang mencelakakan orang, atau maksud-maksud yang tidak baik, dari fitnah itu terhadap sasaran atau yang difitnah..
Para ahli bahasa Arab menjelaskan bahwa kata “fitnah“ ( ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ )secara etimologi (bahasa) adalah berasal dari perkataan “fatantal fidhdhatu wa adz-dzahab” yang maksudnya adalah ‘azabtahuma bin naari (ﺎﺭﺑﺎﻟﻨ ﻋﺬﺑﺘﻬﻤﺎ), yaitu engkau telah melelehkan perak dan emas itu dengan api guna membedakan yang buruk dari yang bagus. Dan fatanta adz-dzahab ( ﺍﻟﺬﹼﻫﺐ ﻓﺘﻨﺖ ), maksudnya ahraqtahu bin naari ( ﺎﺭﺑﺎﻟﻨ ﺍﺣﺮﻗﺘﻪ ), artinya engkau membakar emas dengan api guna membedakan antara yang bagus dan yang buruk.
Sedangkan kata “Fitnah” secara terminologi (istilah), yaitu kata yang mempunyai makna “al-ikhtibaru” (ﺍﻻﺧﺘﺒﺎﺭ), yang berarti upaya untuk menyingkap hakikat sesuatu atau uji juga bermakna “al-imtihanu” (ﺍﻻﻣﺘﺤﺎﻥ ), yang berarti ujian atau pengujian.
Oleh karena itu, kata fitnah ini sebenarnya digunakan untuk menunjukkan pengujian kadar keaslian emas, atau untuk membedakan mana emas yang asli dan yang tidak. Dan biasanya cara pengujian itu dengan memasukkan emas itu ke dalam api yang panas.
Dari pengertian ini terdapat hubungan atau korelasi antara makna secara bahasa dan istilah mengenai kata “fitnah”. Yaitu “fitnah” berarti memperlihatkan asal dari barang tambang, sedangkan secara istilah, kata “fitnah” berarti memperlihatkan asal, hakikat dan derajat keimanan kepada Allah SWT.
Seorang ahli hadits, Ibn Hajar al-‘Asqalany dalam karyanya “Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari”, menyatakan: makna fitnah berasal dari kata al-Ikhtibar ( ﺍﻻﺧﺘﺒﺎﺭ ) yaitu penyingkapan hahekat sesuatu, dan kata al-Imtihan ( ﺍﻻﻣﺘﺤﺎﻥ ) yaitu pengujian. Lalu kata tersebut digunakan untuk setiap perkara yang melalui pengujian tersingkaplah keburukanya”.
Fitnah dalam hal ini menggambarkan  segala bentuk penyingkapan dan pengujian terhadap keaslian, kebenaran dan kemurnian sesuatu. Bila ini dilakukan terhadap benda seperti emas, maka bentuknya adalah dengan membakar emas itu hingga akhirnya terbukti mana yang benar-benar emas berkualitas tinggi dan yang berkualitas rendah. Dan bila ini terjadi pada diri seorang mukmin, maka ia adalah sebuah proses “pembakaran“ pribadi untuk membedakan antara mukmin yang teguh dan mukmin yang rapuh. Disamping itu, fitnah itu pun menjadi sebuah proses pembersihan jiwa mukmin dari segala macam penyakit hati. Seperti emas yang dibakar, yang buruk terbakar oleh api, namun yang berkualitas akan semakin berkilau.
Sesuatu yang menimpa bagi orang lain akibat fitnah oleh Allah SWT diperingatkan dengan azab yang besar sebagai bentuk perilaku dosa besar yang perlu ditinggalkan dan diwaspadai gejalanya. Orang-orang yang memfitnah orang baik-baik akan mendapatkan laknat dan siksa yang amat berat dan pedih kelak di hari kiamat. Dengan demikian fitnah terkadang datang dengan sesuatu yang tidak disenangi, dan pada kesempatan lain datang dengan kebaikan. Dalam hal ini firman Allah SWT:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebanarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS. AlAnbiya’: 35).11
Namun dalam ‘urf atau kebiasaan, fitnah itu biasanya sering dipergunakan untuk hal-hal yang tidak disenangi. Oleh karena itu kata “Fitnah” dipakai pada hal-hal yang diakibatkan dan ditimbulkan oleh ujian, segala cobaan hingga hal-hal yang dibenci.
Kata fitnah dengan bentuk derivasinya (kata turunan) dijelaskan dalam Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali.
Macam-macam Fitnah
1.           Azab  
Pengertian “Fitnah” dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat adz-Dzariyat ayat 13-14 adalah sebagai azab atau siksaan bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, yang berbunyi:
“(Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka. (Dikatakan kepada mereka), rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan” (QS. Adz-Dzariyat: 13-14).
2.           Godaan
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata “Rasulullah SAW bersabda: tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah godaan/pembawa sial yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada perempuan”.
3.      Cobaan / Ujian
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allahlah pahala yang besar” (QS. AtTaghabun: 15).
Pengertian fitnah dalam bentuk keberpalingan ibadah kepada Allah SWT, dapat diartikan sebagai godaan, yang mana manusia dengan seperangkat karunia yang diberikan Tuhan merupakan bagian dari fitnah, dan sesungguhnya manusia kembali kepada jalan Tuhan yang benar.
 “…. Lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan” (QS. Thaha: 40).
Pengertian fitnah dalam arti cobaan dapat dimaknai sebagai ujian.
Dari Hudzaifah, ia berkata “Saya berada di sisi Umar”. Kemudian Umar berkata “siapa di antara kalian yang hafal haditsnya Rasulullah SAW mengenai fitnah sebagaimana yang Rasul sabdakan: aku berkata “saya”. Umar berkata: sesungguhnya engkau orang yang cerdas. Sabdanya “Fitnah (ujian) seorang lakilaki ada dalam keluarganya, hartanya, dirinya, anak dan keluarganya, sedangkan fitnah itu bisa terhapus oleh puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar”.
4.           Propaganda
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Nanti fitnah akan menyeluruh di tanah Arab, orang yang terkena fitnah akan masuk neraka, lisan di dalam fitnah lebih tajam daripada kejam”.
Dari Abi Hurairah, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi hingga ilmu dicabut, banyak perpecahan, zaman mulai dekat, fitnah-fitnah bermunculan dan banyak pembunuhan hingga saat itu harta benda tersia-siakan”.
5.           Berpaling Dari Kebenaran
 ”Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. (QS Al-Ma’idah :49)
Dari Abi Said al-Khudri, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik harta orang muslim adalah kambing yang ia pelihara di puncak gunung di tempat turunnya air hujan, di mana ia menyelamatkan agamanya dari fitnah”.
6.           Permusuhan
Sungguh Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan muncul fitnah di mana pada saat itu orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang lari, maka barangsiapa yang menemukan tempat sembunyi atau berlindung maka lebih baik ia berlindung di tempat itu”.
Dari Abi Burdah, ia berkata: saya masuk ke rumah Muhammad bin Maslamah, kemudian ia berkata: sungguh Rasulullah SAW bersabda: “sungguh bakal ada fitnah perpecahan dan perselisihan, maka pada saat itu, bawalah pedangmu ke gunung, pukulkan pedangmu hingga putus, kemudian duduklah dengan tenang di rumahmu hingga maut menjemputmu”.
7.           Pengingkaran dari beribadah kepada Allah SWT dan Kesesatan
“…dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan orang-orang mukmin tidak raguragu ….” (QS. Al-Muddatsir: 31).
Dari Salim dari ayahnya dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau berdiri di samping mimbar, kemudian beliau bersabda: “ingatlah fitnah, ingatlah fitnah, fitnah muncul dari arah munculnya tanduk syaitan atau beliau bersabda dari arah munculnya tanduk matahari (barat)”.
Dari Anas bin Malik dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “fitnah bakal muncul di tengah-tengah waktu seperti sepotong malam yang gelap. Saat itu di pagi hari orang beriman di sore harinya kafir, di sore hari beriman di pagi hari kafir. Para kaum menjual agamanya dengan dunia”.
Kesesatan adalah merupakan fitnah yang mendatangkan virus keraguan (subhat) dalam hati manusia dalam mencari kebenaran, sehingga fitnah yang demikian memunculkan berbagai kegamangan pada diri manusia dalam beriman kepada Allah SWT, kecuali orang-orang yang berpegang  teguh (istiqamah) pada kitabullah.
8.           Dosa
“…. Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus dalam fitnah. Dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir” (QS. At-Taubah: 49).
Ayat di atas menunjukkan bahwa pengertian fitnah sebagai dosa, merupakan suatu bentuk belenggu kehidupan manusia yang tertutup kepada jalan kebenaran.
Beragam pengertian di atas, fitnah dapat diartikan sebagai azab/siksaan, ujian, godaan, teror/mendatangkan bahaya, dosa, propaganda, kewaspadaan, ketegangan, dan kesesatan.
Dari berbagai macam fitnah yang muncul dan berkembang umat manusia bila diklasifikasikan terdapat berbagai macam bentuk. Adapun dari fitnah tersebut yang menonjol adalah sebagaimana yang tertera dalam hadits Rasulullah SAW dalam do’anya memohon perlindungan dari kejamnya fitnah. Kata fitnah adalah kata yang sering didengar oleh masyarakat kita dalam kehidupan sehari-harinya.
Walaupun sayang sekali dengan pengertian yang sangat sempit, seringkali terjadi pemaknaan fitnah hanya sebatas “Tudahan yang tidak dilandasi bukti yang benar kepada seseorang atau sekelompok orang tertentu. Padahal fitnah mempunyai cakupan makna yang lebih luas daripada itu. Sebab segala bentuk macam cobaan dan ujian serta godaan itupun termasuk dalam kategori fitnah.
Sebagaimana Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat Islam supaya dalam shalat membaca do’a berlindung dari azab dan fitnah.28 Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya mengenai permohonan perlindungan dari fitnah kubur, Dajjal, kaya dan miskin.
Bentuk dan macam fitnah itu beragam. Yang pada awalnya, fitnah mungkin merupakan sebuah kenikmatan kemudian berubah menjadi bencana. Fitnah sangat mudah membelenggu dan menjerumuskan seseorang kepada kezaliman, permusuhan, dan perbuatan nista. Namun, bagi orang yang mempercayai adanya kebesaran dan keagungan Allah SWT akan selalu yakin dengan kebenaran-Nya menyelamatkan umat manusia dari segala bentuk fitnah yang terjadi di muka bumi.
Kedahsyatan fitnah dalam kenyataannya mampu merongrong keimanan dan keteguhan seseorang pada pendiriannya terhadap ajaran agama, hal ini  sebagaimana telah dituturkan dalam Al-Qur’an dan as-Sunah. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 191:
“….. Fitnah lebih besar bahayanya dari pembunuhan….” (QS. AlBaqarah: 191).53
Hal ini juga diperjelas dalam hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa umat manusia harus berhati-hati dengan keberadaan fitnah. Hadits tersebut adalah: “Bersegeralah kalian melakukan amal shaleh, sehingga munculnya fitnah. Fitnah itu bagaikan penggalan malam hari yang gelap. Seseorang beriman di pagi hari, lalu menjadi kafir di sore hari. Dan ia beriman di sore hari, lalu menjadi kafir di pagi hari. Ia menjual agamanya dengan harta dunia” (HR. Muslim).
Berdasarkan ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa fitnah adalah hal-hal dan kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ujian dan cobaan yang mengandung hikmah dan bahaya fitnah dapat merusak tatanan kehidupan manusia. Pada akhirnya, berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat sehingga meninggalkan dampak yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang beriman, sebaliknya meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan tidak beriman. Secara harfiah dapat diketahui dan dirasakan pada fitnah tidak akan terlepas dari fenomena kehidupan manusia.
doa_fitnah_Dajjal
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita agar terhindar dari bahaya fitnah. Aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar