Terjemahan

Senin, 27 Agustus 2012

Pejalan Kehidupan





Dalam mengarungi kehidupan ini, setiap diri manusia hanyalah seorang pejalan yang harus menempuh perjalan untuk kembali menuju kepada Sang Pencipta.
Perjalanan didunia ini tidaklah lama jika dibandingkan dengan usia bumi, dan perjalanan ini penuh liku kehidupan dan tidaklah mudah untuk melaluinya dengan selamat oleh sang pejalan. Banyak rintangan menghadang dan godaan datang menerpa, kesulitan, kepayahan dan kadang membahayakan sang pejalan bahkan bisa menyesatkan hingga mematikan dirinya. Perjalanan inipun seolah menampilkan banyak jalan yang harus dicoba dan dilalui, ada jalan yang menjanjikan kemudahan, ada jalan yang mengumbar kenikmatan, ada jalan yang menampakkan kesenangan, ada jalan yang memperlihatkan penderitaan, menghembuskan kenistaan, berliku, menurun, dan juga  jalan yang mendaki. 
Jalan manakah yang dipilih sang pejalan melakukan perjalannya akan menentukan keselamatan hidupnya. Fatamorgana kehidupan sering mengelabui sang pejalan sehingga dia memilih jalan yang mudah tetapi berujung dengan kesulitan. Memilih jalan yang penuh kenikmatan tetapi berakhir kepahitan. Memilih jalan kesenangan tetapi dijemput nestapa dan kesedihan. Sementara jalan keselamatan seringkali tidak dilirik karena jalan ini terlihat mendaki hingga memunculkan kesan banyaknya kesulitan yang akan dihadapi (Q.S. Al-Balad [90] : 10 – 20).
Jalan keselamatan ini seperti terpampang menjulang curam berundak-undak tinggi keatas yang untuk menaikinya memerlukan kerja keras dan usaha yang sangat gigih dengan kemungkinan sang pejalan akan tergelincir kembali kebawah jika tidak mempunyai pegangan yang kuat. Dijalan ini sang pejalan harus berpegangan dengan kuat pada tiang-tiang yang ada tetapi sangat licin dan agar lebih memastikan keajegannya maka akan lebih baik jika sang pejalan mempunyai teman yang membantunya menapaki jalan ini.
 @pejalan